RESENSI NOVEL HUJAN (TERE LIYE)

novel hujan


Pengarang              : Darwis Tere Liye
Penerbit                 : Gramedia Pustaka Utama    
Tebal                     : 320 halaman
Tahun Terbit           : 2016
Tempat Terbit         : Jakarta



Novel Hujan ini menceritakan tentang kisah dua tokoh utamanya yang bernama Lail dan Esok. Lail adalah seorang gadis yang menyukai hujan. Semua kenangan yang ia miliki sebagian besar terjadi saat hujan. Hingga akhirnya ia ingin melupakan semua kenangan saat hujan. Semua kenangan indah, pahit, buruk, menyenangankan, apapun yang terjadi saat hujan turun.

Pada hari pertamanya sekolah, bencana gunung meletus dan gempa dahsyat telah menghancurkan kota tempat tinggalnya dan membunuh ibu serta ayahnya. Letusan gunung api purba yang melebihi letusan Gunung Tambora dan Gunung Krakatau. Beruntung ia diselamatkan oleh seorang anak berusia 15 tahun bernama Esok, ibu Esok tidak meninggal namun kedua kakinya terpaksa diamputasi.

Lail akan ditinggal di panti sosial sedangkan Esok ternyata di adopsi oleh salah satu keluarga. Ternyata di panti sosial Lail mendapat teman sekamar yang ceria, lucu, dan penuh semangat bernama Maryam. Di panti sosial terdapat beberapa aturan yang harus dilaksanakan oleh Lail dan Maryam. 

Lail terkadang rindu pada Esok, hingga akhirnya mereka memilih jadwal pertemuan rutin, hanya sebulan sekali, namun bagi Lail itu sudah lebih dari cukup. Merek bertemu untuk berbagi cerita aktivitas mereka masing-masing. Sayangnya jadwal rutin itu harus berubah saat esok harus melanjutkan pendidikannya di Ibu Kota, mereka hanya bisa bertemu saat liburan semester saja.


Kesibukannya membuat Lail mampu mengalihkan rindunya. Esok selalu datang mengunjungi Lail dengan membawa sepeda merah yang dulu saat bencana selalu mereka pakai lengkap dengan topi yang Lail berikan. Esok datang tanpa terduga. Sayangnya intensitas pertemuan mereka semakin jarang. Mereka hanya dapat bertemu satu tahun sekali itupun kalau Esok tidak sibuk. 

Singkat cerita ternyata Esok tengah mengerjakan sebuah kapal luar angkasa yang akan membawa penduduk bumi ke luar angkasa untuk menghindari bencana yang lebih besar dari gunung meletus, bencana itu adalah suhu bumi yang akan semakin lama semakin panas karena kerusakan stratosfer yang diakibatkan oleh keegoisan manusia. Sejak bencana gunung meletus, iklim di bumi tidak terkendali, para petinggi negara telah mengadakan KTT untuk memecahkan hal ini, namun para petinggi negara sub tropis dan tropis berlomba-lomba mengirimkan pesawat ulang-aling untuk menyemprotkan gas anti sulfur dioksida di lapisan stratosfer. Dalam jangka waktu yang singkat, hal ini membuat iklim berangsur pulih namun masalah baru muncul.



Kecerdasan Esok membuatnya terlibat dalam proyek pembuatan kapal ini. penduduk yang dapat pergi meninggalkan bumi juga tidak semua, mereka dipilih secara acak. Sayangnya Esok memiliki dua tiket dalam kapal tersebut, suatu ketika Wali Kota datang pada Lail, memintanya untuk memberikan tiket itu pada Claudia anak Wali Kota apabila Lail mendapatkan tiket itu dari Esok. Terjadi kesalahpahaman dalam hal ini. Lail tumbuh dewasa dan ia seperti mengerti perasaannya. Lail membutuhkan kepastian Esok, satu hari sebelum pengumuman resmi dari pemerintah, Lail sama sekali belum mendapat kabar dari Esok, perasaannya kalut. Hingga pada  detik-detik menjelang penerbangan kapal ini Lail justru memutuskan untuk masuk ke ruang modifikasi ingatan, Lail ingin menghilangkan semua bebannya, menghapusnya dari ingatannya. Esok yang ternyata tengah menjalani proses pemindahan data hingga tak bisa menghubungi Lail, tak dapat menghentikan proses operasi itu, sekalipun ia telah membuat banyak teknologi canggih diseluruh dunia, Esok terlambat untuk mencegah Lail melakukan hal itu. Esok tak ingin Lail melupakannya.

Namun akhirnya pada detik-detik terakhir, sebelum alat modifikasi itu bekerja Lail memutuskan untuk memeluk erat semua kenangan menyakitkannya. Benang merah yang menandakan kenangan menyakitkan telah berubah menjadi benang berwarna biru. Lail tidak melupakan Esok. Hari itu juga pemerintah mengumukan penerbangan kapal luar angkasa itu, Lail dan Esok tetap tinggal di bumi bersama-sama, satu bulan kemudian mereka menikah. Elijah, fasilitator Lail diruang operasi mengerti bahwa bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan.



Kelebihan Novel

Novel Hujan karya Tere Liye ini sangat menarik. Dimulai dari judul dan cover bagian depannya serta belakangnya yang sederhana, tetapi cerita di dalamnya sungguh membuat pembaca larut dan penasaran untuk terus membacanya. Novel ini disajikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, meskipun menceritakan tentang hal-hal ilmiah. Tere Liye menceritakan dan menggambarkan suasana serta tokoh dengan gamblang dan jelas sehingga imajinasi pembaca benar-benar terbentuk. Hal ini memudahkan pembaca untuk menyerap pesan dan informasi dalam novel ini.
Banyak hal positif yang dapat kita ambil darri novel ini. banyak nilai moral, sosial dan kemanusiaan yang dapat kita teladani. Novel ini mengajak kita untuk membantu sesama dan mengesampingkan ego kita untuk menguasai alam semesta. Banyak kutipan-kutipan sederhana dan romantis membuat novel ini cocok dibaca oleh remaja atau anak-anak muda. Sehingga dapat menghargai bagaimana cinta yang sesungguhnya.


Kekurangan Novel


Menurut saya, tokoh Lail dalam novel ini karakternya kurang kuat. Dia hanya seorang gadis lemah, dan tidak mempunyai inisiatif apa-apa. Keberhasilannya dalam berbagai hal di dalam cerita karena ajakan dari temannya Maryam. Tanpa Maryam, Lail tak akan bisa meraih apapun. Seharusnya sebagai tokoh utama, Tere Lite menempatkan Lail sebagai inisiator bukan tokoh yang mengikuti apapun kemauan temannya walaupun itu hasilnya baik juga.

Beberapa bagian dalam novel ini menyatakan kalimat "secanggih-canggihnya teknologi, tidak ada yang dapat menandingi kekuasaan Tuhan". Hal itu dipahami oleh semua orang di dalam cerita. Namun demikian entah kenapa Tere Liye tidak menempatkan para tokoh di dalamnya untuk berdoa dan beribadah. Tidak ada satupun bahasan agama di novel ini, semuanya hanya membicarakan ilmu pengetahuan dan teknologi.












Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI (RAUDHATUL ATHFAL)

About Me